Yogyakarta merupakan kota terakhir yang disinggahi Mbah Surip untuk unjuk gigi sebelum ajal menjemputnya. Di Kota Gudeg itu kondisi kesehatan pria bernama Urip Ahmad Ariyanto itu sebetulnya sudah merosot.
"Pulang dari Yogya, Minggu (2 Agustus 2009) sore, turun dari mobil Mbah Surip sempyongan. Saya tanya, kenapa Mbah? Dia bilang capek," kata pemilik rumah kontrakan tempat Mbah Surip tinggal, Nyiman, saat ditemui di kediamannya, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu 5 Agustus 2009.
Saat itu Nyiman sempat memanggil mantri bernama Wayan untuk memeriksa kondisi kesehatan Mbah Surip. Usai diperiksa, pria berusia 60 tahun itu diberi obat dan langsung tidur.
"Mbah Surip tidur sampai Senin siang. Jam satu siang dia mandi terus jam tiganya ke rumah Mamiek (pelawak Mamiek Prakosa)," kata Nyiman.
Sebelum ke rumah Mamiek, Nyiman sempat berbincang dengan Mbah Surip yang mukanya masih terlihat pucat. Nyiman sempat menyinggung kenapa Mbah Surip masih senang tinggal di kontrakan yang sempit ketimbang di rumah yang lebih besar di Kampung Artis. "Enakan di sini, Mbah nggak merasa terganggu. Di sini tenang," kata Nyiman menirukan perkataan Mbah Surip.
Nyiman juga menyinggung uang Mbah Surip yang sudah banyak dan sudah saatnya dia pindah ke rumah yang lebih banyak. "Tapi Mbah Surip bilang itu hanya omongan saja. Dia bilang belum pegang uangnya. Waktu itu dia keluarin uangnya dari dompet, ada Rp 80.000 sambil bilang, saya nggak punya duit Be (babe, panggilan Mbah Surip untuk Nyiman)," kata dia.
Mbah Surip meninggal dalam perjalanan dari rumah Mamiek Prakosa menuju RS PUsdikkes, Jakarta Timur pukul 10.30 WIB Selasa 4 Agustus 2009. Ia diduga terkena serangan jantung.



Jakarta Time
0 comments:
Post a Comment